,

Iklan

Iklan

Moderasi Beragama Umat Melalui Toleransi dan Integrasi Keilmuan

SerikatNasional
4 Sep 2021, 08:43 WIB Last Updated 2021-09-04T12:24:50Z

SerikatNasional.id | Toleransi (tasamuh, as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama islam. 


Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama”. “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain 2 ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.


Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh islam. Islam secara definisi adalah “damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati.


Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan. Dalam al-Qur’an Allah berfirman dalam surah Yunus yang artinya “Katakan olehmu (ya Muhamad), ‘Wahai Ahli Kitab! Marilah menuju ke titik pertemuan (kalimatun sawā atau common values) antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak pula memperserikatkan-Nya kepada apa pun, dan bahwa sebagian dari kita tidak mengangkat sebagian yang lain sebagai “tuhan-tuhan” selain Allah!”


Moderasi beragama diartikan sebagai sikap berimbang dalam mengimpelementasikan ajaran agama, baik dalam intern sesama pemeluk agama maupun ekstern, antar pemeluk agama. Menumbuhkan sikap moderasi tidak langsung hadir begitu saja namun melalui konstruksi pemahaman yang mapan dan pengimplementasian ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan agama. Moderasi beragama juga dapat diartikan mengimplementasikan ajaran agama secara universal sesuai dengan ajaran dan kepercayaan masaing-masing. Universal dalam artian manusia konsisten mengamalkan agama dengan baik kepada sesama pemeluk agama maupun perilaku beragama kepada lintas agama dan kepercayaan.


Berbagai dinamika merupakan hal yang wajar bagi masyarakat. Namun akan mejadi tidak wajar jika dinamika tersebut direspon dengan sikap yang tidak seharusnya. Contoh anak A beragama A bermain di rumah anak B beragama B. Orang tua anak A melarang bermain anaknya ke rumah B karena berbeda agama. Hal ini merupakan sikap yang tidak positif sebab dapat mencederai perasaan individu dan menyulut ketersinggungan ber agama. Disinilah pentingnya mengajari anak dan keluarga tentang arti dari moderasi beragama.


Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama.


Moderasi beragama dan integrasi keilmuan adalah kesatuan mata rantai, terdapat dua poin penting moderasi beragama masih sangat perlu untuk di impelementasikan yakni Indonesia adalah negara yang memiliki beragam suku dan agama dan faktor luas wilayah. Membangun moderasi beragama dimulai dengan pencerahan mindset untuk senantiasa berlaku adil, tidak berlebihan, seimbang dan hidup rukun dengan masyarakat keseluruhan dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sendi kehidupan manusia ke dalam ajaran agama.


 Membangun mindset moderasi beragama, dapat dilakukan dengan memaksimalkan diseminasi moderasi beragama pada kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ilmiah dan integrasi keilmuan pada lembaga pendidikan. Banguan moderasi beragama dalam Islam adalah dengan membangun solidaritas atas kesatuan agama, kesatuan negara dan kesatuan umat manusia. Bangunan persatuan yang kokoh yang dapat menjaga agama, akal, jiwa, harta dan kehormatan masyarakat.


Penulis: Asrul Sani, Mahasiswa UINSI SAMARINDA

RECENT POSTS