,

Iklan

Iklan

Memaknai "Fastabiqul Khairat" dan Falyatanaafasil Mutanaafisuun" dalam konteks Kehidupan Sosial

7 Agu 2021, 09:47 WIB Last Updated 2021-08-07T02:47:24Z

 


_Refleksi Muhammad Sahli Alhamidi_


Islam merupakan agama dakwah yang mengajak umatnya untuk melakukan kegiatan yang dilandasi visi, misi untuk menuju sebuah puncak prestasi. Hakikat dari sebuah prestasi adalah berbuat sebaik mungkin dengan kesungguhan, niat dan motivasi cinta untuk mendapat keridhaan-Nya.


Dalam proses kehidupan, manusia memiliki caranya sendiri untuk mencapai tujuan yang ditandai dengan kemampuannya melakukan terobosan dan inovasi. Seseorang yang inovasinya lambat tidak akan bisa mewujudkan tujuannya dengan baik, bahkan akan tertinggal dan tergilas oleh kerasnya persaingan.


Ibarat sebuah perlombaan, hidup ini membutuhkan stamina, kreatifitas dan persiapan yang matang. Sebuah kompetisi selalu diisi orang-orang terbaik sebagai pemenang. Seorang pemenang bukanlah sebuah kebetulan, tetapi melalui proses, tahapan, dan strategi yang dirancang sedemikian rupa. Tetapi setiap pemenang sudah pasti adalah mereka yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, memanfaatkannya untuk berada di baris terdepan. Berlomba dalam kebaikan (فاستبقواالخيرات) adalah sebuah upaya memanaj waktu dengan cepat, segera di start terdepan bahkan telah mengambil ancang-ancang agar mampu di garda terdepan.


Sejatinya sebuah langkah cepat dan cermat di setiap lini kehidupan adalah bagian dari pengabdian. Memang sebuah perjuangan tidak mudah, harus ada pengorbanan baik biaya, tenaga, waktu dan lain sebagainya. Sebab dalam perjuangan ada hadiah yang dijanjikan yaitu kesuksesan. Allah berfirman dalam surat Al-Mutaffifin ayat 26 :


خِتٰمُهٗ مِسۡكٌ ‌ؕ وَفِىۡ ذٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوۡنَ


"Segelnya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."


Untuk mendapatkan kenikmatan (keberhasilan) sudah selayaknya mengerjakannya dengan dedikasi, ketekunan dan berusaha keras (berlomba) di saat orang lain juga berkompetisi untuk mendapatkannya.


Dalam Surat Al-Maidah ayat 48 :


فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا

"Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali."


Demikian pula dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh 148 :


فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ اللّٰهُ 

"Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya."


Dari dua ayat di atas selalu dikaitkan dengan balasan / hadiah bagi orang-orang yang berpacu dan berjibaku dengan kebaikan. Bahwa posisi tergantung prestasi dari hasil sebuah kompetisi. 


Maka dalam konteks kehidupan sosial baik dalam mendapatkan kekayaan, jabatan, kepandaian untuk memperolehnya seharusnya berdaya upaya sekuat tenaga agar apa yang diimpikan dapat terwujud dalam kenyataan. Hal yang mesti direnungkan, bahwa kesuksesan, kejayaan, maupun keutamaan adalah dengan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Orang yang akan bekerja di sawah untuk memperoleh hasil maksimal, tentu harus membuang jauh kemalasan dan bermanja-manja dengan kesantaian. Orang yang mengikuti balap dalam sirkuit, untuk mendapat garis finish dan menjadi pemenang, ia berusaha dengan tenaga prima dan tidak menyia-nyiakan waktu yang disediakan. Demikian pula mereka yang sukses di bidang keilmuan dan pendidikan adalah mereka yang berusaha fokus memesrai waktu untuk sesuatu yang berguna.


Di dalam pertandingan sepak bola, siapa yang cepat larinya dengan strategi jitu tentu akan banyak menciptakan peluang gol. Mengapa kemudian di dalam Islam untuk pelaksanaan shalat lebih utama di awal waktu dan berada di saf paling depan? 

Selamat berpacu dengan waktu...


07 Agustus 2021

RECENT POSTS