Sumenep, Serikatnasional.id | Pemerintah Kabupaten Sumenep menerima kunjungan Dr. Chavia dari World Health Organization (WHO) Australia dalam rangka memantau pelaksanaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Kabupaten Sumenep. Pertemuan berlangsung di Rumah Dinas Wakil Bupati, Jl. Dr. Cipto No. 58, Desa Kolor, Kecamatan Kota, Rabu (10/09/2025).
Dalam kunjungannya tersebut, Dr. Chavia didampingi oleh Kabid P2KB Syamsuri bersama jajaran Dinas Kesehatan P2KB Sumenep. Kehadirannya untuk melihat langsung penanganan KLB Campak yang telah ditetapkan sejak 25 Agustus 2025 lalu, di mana cakupan imunisasi campak di Sumenep hingga saat ini sudah mencapai sekitar 70 persen.
Wakil Bupati KH. Imam Hasyim menegaskan bahwa pemerintah daerah terus bergerak cepat bersama Dinas Kesehatan, tenaga medis, serta semua pemangku kepentingan untuk memperluas cakupan imunisasi. Menurutnya, keterlibatan berbagai unsur masyarakat sangat penting agar KLB campak dapat segera diatasi.
“Kami pemerintah daerah menghimbau kepada seluruh tokoh agama serta organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, IPNU, IPPNU, Aisyiyah, termasuk juga Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan, untuk ikut proaktif menyampaikan pentingnya imunisasi campak,” ujarnya.
Sebagai pengasuh pondok pesantren, KH. Imam Hasyim juga menyerukan langsung kepada masyarakat agar mendukung penuh program imunisasi ini. Menurutnya, imunisasi sejak dini adalah langkah paling efektif dalam melindungi anak-anak dari ancaman penyakit berbahaya.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk memberikan penyadaran tentang pentingnya imunisasi sejak usia nol bulan hingga sembilan tahun. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Dr. Chavia menanyakan juga mengenai isu-isu di tengah masyarakat terkait status halal dan haram imunisasi. Menanggapi hal itu, Wabup KH. Imam Hasyim menyampaikan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam dan telah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU, Muhammadiyah, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, hingga kader posyandu untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.
“Memang ada isu pro dan kontra, ada yang mengatakan halal ada yang mengatakan haram. Tetapi setelah kami pemerintah bersama MUI, NU, Muhammadiyah, Kemenag, dan posyandu turun langsung memberikan penyadaran, alhamdulillah masyarakat bisa memahami dengan baik. InsyaAllah, Sumenep akan segera masuk zona aman,” ungkapnya optimis.
Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi. Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap melalui sinergi antara pemerintah, tokoh agama, organisasi masyarakat, serta dukungan internasional dari WHO, KLB Campak di Kabupaten Sumenep dapat segera ditangani dengan tuntas dan tidak lagi menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. (Ras/red)