Sumenep, Serikatnasional.id | Ketua Panitia HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia Kecamatan Pragaan Achmad Fikri, S.Sos, M.M yang juga Sekretaris Kecamatan Pragaan punya pandangan gemilang dengan event tahunan kecamatan, Pragaan Fair yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini.
Beliau berpendapat bahwa kekuatan sesungguhnya adalah kekuatan yang datang dari kesadaran masyarakat sendiri untuk mengekspresikan kemampuannya di bidang seni terutama seni tradisi. Sehingga Kekuatan keswadayaan itu tak boleh direcoki dengan gaya non civil society yang tidak mendidik.
"Pragaan Fair datang dari masyarakat, bottom up. Ini pertunjukan rakyat, Kecamatan hanya mewadahi, siswa-siswi mau tampil, group banjari juga, bahkan ada pencak silat, uldaul semua kekuatan rakyat. Kekuatan uang macam apa yang mampu membayar kesadaran rakyat," ujarnya, Rabu (06/08/0225).
Beliau mengungkapkan bahwa penjelasan Kadisbudporapar jelas bahwa event kabupaten yang disertakan dalam kegiatan ini yakni Parade Tong Tong Serek, sedangkan diluar itu kegiatan Pragaan Fair sendiri, yang datang dari inovasi dan kreatifitas warga masyarakat sendiri yang ingin menunjukkan kreatifitasnya mulai dari penampilan TK/RA, SD/MI, SLTP/SLTA, Perguruan Tinggi, Kelompok Kesenian Rakyat, Karang Taruna dan lain-lain, mereka bersatu dalam Panggung Kreasi Kesenian menyambut HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lelaki yang berpenampilan kalem ini lebih jauh menjelaskan bahwa tak ada anggaran besar untuk membayar pertunjukan rakyat.
"Uang dari mana kalau setiap group penampil atas kesadaran rakyat sendiri harus dibayar, dan cara seperti itu tak mendidik. Biarkan rakyat memilih jalannya sendiri. Itulah kemerdekaan bagi rakyat," jelasnya semakin dalam.
Bahkan mantan pegawai Kantor Kecamatan Guluk-Guluk ini menyebut bahwa pihaknya menggandeng pihak ketiga untuk menghadirkan wahana dan sejumlah stand ikutan, untuk meramaikan gawe Pragaan Fair agar tidak garing.
"Untuk wahana dan UMKM ikutan, Pragaan Fair sama dengan tahun kemarin. Hanya saat ini ruang untuk UMKM lebih banyak diisi oleh stand Desa, OPD/instansi Kecamatan dan UMKM lokal. Selebihnya untuk stand PKL dikuasai penuh pelaku ekonomi lokal. Itulah keberpihakan," tambahnya menegaskan pernyataan Camat Pragaan sebelumnya.
Berkaitan dengan rumor panitia terima uang puluhan juta, dengan tegas beliau membantah.
"Oh itu tidak benar. Coba berfikir lebih dalam, semua akomodasi selama Pragaan Fair 15 malam itu butuh biaya yang tak sedikit. Yang diterima panitia dari pihak ketiga hanya untuk menutupi lubang akomodasi, tak lebih. Panitia bekerja siang malam tak dibayar, tenaga dan pikiran dikuras, semua didedikasikan untuk memperingati HUT kemerdekaan," ucapnya berwibawa dan menyentuh jiwa yang paling dalam. (Ziyad).