Sumenep, Serikatnasional.id — Kabupaten Sumenep kembali mengharumkan nama Madura di kancah nasional. Lima warisan budaya khas daerah ini resmi disidangkan menuju penetapan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan RI.
Kelima warisan tersebut yakni Tari Teng Tere’, Tari Gambu Sumenep, Jamasan Pusaka, Mento, dan Bal Budhi — masing-masing menyimpan filosofi luhur yang merefleksikan jati diri masyarakat Sumenep yang religius, santun, dan menjunjung tinggi nilai sosial kemanusiaan.
Sidang penetapan yang digelar di tingkat nasional itu dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, H. Moh. Iksan, S.Pd., M.T., didampingi Kabid Kebudayaan, para maestro seni, dan pelaku budaya dari berbagai penjuru daerah.
“Alhamdulillah, sidang kemarin berjalan lancar dan penuh apresiasi. Lima unsur budaya dari Sumenep telah dikonfirmasi secara substansial oleh tim penilai pusat. Kini kita menunggu penetapan resminya pada 11 Oktober 2025,” ujar Iksan, Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan, kelima unsur yang diusulkan bukan sekadar peninggalan sejarah, melainkan juga mengandung pesan moral yang tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat.
“Tari Teng Tere’ melambangkan kebersamaan dalam menghadapi kehidupan. Tari Gambu menampilkan semangat heroik para prajurit Sumenep tempo dulu. Jamasan Pusaka adalah simbol pembersihan diri dan penghormatan leluhur. Mento mencerminkan penghormatan terhadap tamu, sedangkan Bal Budhi menjadi cermin keceriaan dan kreativitas rakyat Sumenep,” jelasnya.
Menurut Iksan, kekuatan makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi alasan utama pemerintah daerah memperjuangkan pengakuan nasional tersebut.
“Kami tak sekadar mengejar pengakuan administratif. Lebih dari itu, kami ingin menunjukkan kepada Indonesia bahwa Sumenep memiliki akar budaya yang hidup dan kokoh. Inilah identitas dan warisan spiritual yang harus kita jaga bersama,” tegas mantan Kadinsos P3A itu.
Ia juga menyerukan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan nilai-nilai budaya terus diwariskan kepada generasi muda.
“Pelestarian budaya tidak akan berhasil tanpa kebersamaan. Pemerintah, maestro seni, akademisi, hingga masyarakat harus bergandeng tangan. Yang kita jaga bukan hanya karya, tapi juga nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya,” imbuhnya.
Lebih jauh, Iksan optimistis, penetapan lima unsur budaya ini akan menjadi titik tolak kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif Sumenep.
“Pengakuan sebagai WBTb nasional akan membuka ruang baru bagi pengembangan sektor budaya dan wisata. Kami ingin membuktikan bahwa Madura, khususnya Sumenep, bukan hanya kaya tradisi, tapi juga mampu menjadikannya sumber inspirasi dan kesejahteraan,” pungkasnya.
Dengan semangat pelestarian yang menyala, Sumenep menegaskan diri sebagai benteng peradaban Madura — tempat tradisi, nilai, dan kearifan lokal berpadu menjadi kekuatan budaya yang tak lekang oleh zaman. (Ags/red)

