 |
| Nurdin Khaliq Sadewa, Ketua DPC GMNI Gowa. |
Gowa, Serikatnasional.id | DPC GMNI Gowa mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa, perempuan, pendemo, hingga rakyat sipil seperti driver ojek online bernama Afan. Kekerasan yang terekam dalam sejumlah insiden tersebut mencerminkan hancurnya arah visi, misi, dan marwah institusi kepolisian sebagai pengayom rakyat.
Ketua DPC GMNI Gowa, Nurdin Khaliq Sadewa menegaskan bahwa kejadian ini bukan hanya bentuk pelanggaran HAM, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap amanat konstitusi dan semangat reformasi yang telah diperjuangkan.
“Kami tidak hanya mengutuk, tetapi mengancam keras tindakan brutal aparat, yang jika dibiarkan, akan terus menebar rasa takut di tengah masyarakat sipil. Ini bukan sekadar persoalan oknum, ini adalah soal struktur, pola pikir, dan arah kelembagaan yang salah,” ujar Nurdin dalam rilis yang diterima media, Sabtu (30/08/2025).
Sebagai bentuk tanggung jawab publik, DPC GMNI Gowa mendorong tidak hanya institusi Polri untuk berbenah, tetapi juga mendesak DPRD dan eksekutif daerah maupun pusat untuk turun tangan langsung mengevaluasi dan membereskan persoalan ini secara Sistemik.
"Kami menyerukan kepada DPRD, Pemda, dan pemerintah pusat: jangan tutup mata! Segera lakukan evaluasi menyeluruh, libatkan unsur sipil, dan pulihkan kepercayaan rakyat terhadap aparat. Jangan biarkan rakyat terus menjadi korban dari aparat yang tak lagi berpijak pada nurani," tegas Ketua DPC GMNI Gowa.
Konklusi dari pernyataan ini jelas: jika negara ingin menjaga stabilitas, maka pembersihan internal, reformasi struktural, dan kontrol publik terhadap aparat adalah jalan satu-satunya. Tanpa itu, demokrasi hanya akan jadi panggung sandiwara, dan rakyat akan terus jadi sasaran kekerasan oleh mereka yang seharusnya melindungi.
DPC GMNI Gowa menegaskan komitmennya untuk terus berada di garis depan dalam mengawal keadilan, kebenaran, dan marwah institusi negara agar tetap berada di jalan rakyat. (Tim/Red)
