Iklan

Iklan

,

Iklan

Iklan

Usai Bertemu Putin Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Di Kunjungi Menhan Prabowo Subianto

SerikatNasional
9 Sep 2024, 20:51 WIB Last Updated 2024-09-09T13:51:24Z

 


JAKARTA, SERIKATNASIONAL.ID | Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menemui Perdana Menteri Malaysia YM Dato’ Seri Anwar Ibrahim, di Malaysia, Sabtu (07/09/2024).


Pertemuan ini dilakukan usai kunjungan resmi ke Raja Malaysia Sultan Ibrahim.


Dalam pertemuan tersebut, Menhan Prabowo dan PM Malaysia berbincang terkait komitmen kerja sama bilateral kedua negara yang akan terus berjalan dengan baik selaras dengan penguatan hubungan RI-Malaysia di berbagai bidang.


Pada kesempatan ini Menhan Prabowo juga menyatakan bahwa Kemhan RI optimistis pasca penandatanganan MoU bidang pertahanan RI-Malaysia pada tanggal 9 Agustus 2022 lalu, kerja sama pertahanan kedua negara akan semakin signifikan, baik di bidang industri pertahanan, pendidikan, operasi dan latihan, dan kerja sama lainnya.


“Terima kasih atas diskusi yang konstuktif hari ini. Saya menegaskan kembali komitmen Kemhan RI untuk bersama-sama menciptakan hubungan bilateral pertahanan yang harmonis dan saling menguntungkan bagi kedua negara,” kata Menhan Prabowo.


Dalam kerja sama pendidikan, jumlah personel TNI/Kemhan yang melaksanakan pendidikan di Malaysia sejak tahun 1967 s.d. 2024 berjumlah lebih dari 500 personel. Jumlah personel Malaysia yang melaksanakan pendidikan di Indonesia sejak tahun 1970 s.d. 2024 berjumlah lebih dari 200 orang.


Sementara PM Malaysia menyampaikan bahwa pertemuan tadi telah dibahas mengenai beberapa hal yang menjadi kepentingan bersama.


“Yang terpenting adalah komitmen kita untuk memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara yang bersaudara. Kita juga menekankan komitmen kita untuk menjamin dan memperkuat kerja sama regional ASEAN,” ungkap PM Malaysia dalam instagram pribadinya.


Sebelumnya Pada pertemuan Eastern Economic Forum ke-9, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 


Salah satu momen yang menonjol dalam diskusi mereka adalah ketika Anwar Ibrahim menyinggung isu Palestina.


la menegaskan bahwa masalah ini tidak dimulai pada 7 Oktober, melainkan sejak penjajahan dan peristiwa Nakba tahun 1948.


Anwar juga menyoroti bagaimana keteguhan Israel dalam mempertahankan kekuasaannya didukung penuh oleh Amerika Serikat.


Anwar mengungkapkan bahwa sudah saatnya seluruh dunia untuk memperlakukan rakyat Palestina sebagai manusia yang setara, bukan sebagai budak yang tertindas. 


 (D.Wahyudi)