,

Iklan

Iklan

DPK GMNI UTS Gelar Pekan Penerimaan Anggota Baru

@SerikatNasional
7 Mei 2023, 20:25 WIB Last Updated 2023-05-07T13:25:48Z


Sumbawa - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan materi “Pengantar Nasionalisme” di kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Dewan Pengurus Komisariat (DPK) GMNI Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) di Aula Gedung KNPI Kabupaten Sumbawa, NTB pada Minggu (7/5/2023). 


Dalam kesempatan tersebut Bung Sulhamran mengajak anggota dan kader GMNI khususnya di Sumbawa untuk konsisten menggelorakan semangat nasionalisme.


Dalam menyampaikan materi Nasionalisme, Sulhamran dipandu oleh Bung Nindi Elma Sanjaya selaku moderator. Bung Sulhamran menyampaikan, jika melihat sejarahnya nasionalisme tumbuh dan berkembang terlebih dahulu di dunia Barat dibandingkan dengan dunia Timur, khususnya Indonesia.


“Nasionalisme yang tumbuh dan berkembang menjadi spirit bagi anak bangsa untuk mencapai cita-cita bangsanya, seperti: kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, dan kemandirian bagi bangsa dan negaranya,” ucap Ketua DPD GMNI NTB, Sulhamran.


Ia menjelaskan bahwa entitas nasionalisme pertama kali muncul sejak proses integrasi antar kerajaan-kerajaan di Eropa pada era 1776-1830, yang kemudian menjadi sebuah negara nasional ataupun negara kesatuan.


Hamran juga mengungkapkan bahwa faktor pendorong proses dan integrasi dari Nasionalisme Indonesia.


“Faktor eksternal, rasa persamaan dan perasaan sebagai bangsa yang sama-sama terjajah dibawah tekanan kolonial. Mendorong solidaritas, dan menciptakan rasa senasib, setuju atau tidak setuju, serta setia terhadap nasib bangsa Indonesia yang ingin merdeka,” jelas Ketua DPD GMNI NTB tersebut.


Lanjutnya, sejatinya paham-paham nasionalisme yang berkembang menjadi entitas dari nasionalisme itu sendiri.


“Dipantik dan dipelopori oleh kaum intelektual dalam panggung politik nasional dan panggung pergerakan nasional. Seperti Organisasi Boedi Oetomo 1908, Kongres Sumpah Pemuda 1928,” tuturnya.


“Makna dan entitas dari nasionalisme pada hakikatnya adalah suatu ideologi pada negara modern, seperti halnya demokrasi, liberalisme, dan komunisme,” jelasnya.


Masih Hamran, ia menjelaskan tentang karakteristiknya paham nasionalisme. “Merujuk pada aspek historis, konsep dan gagasan nasionalisme Indonesia merupakan paham yang menjadi landasan dari segala upaya pembebasan terhadap kekangan kolonialisme. Nasionalisme bangsa Asia sebagai bentuk perlawanan. Nasionalisme bangsa Barat sifatnya ekspansif, menjadi penjajah. Nasionalisme Barat menyebabkan Imperialisme dan Kolonialisme,” tegasnya.


“Nasionalisme bangsa Barat sifatnya ekspansif, menjadi penjajah. Nasionalisme Barat menyebabkan Imperialisme dan Kolonialisme. Sedangkan Nasionalisme Indonesia adalah bentuk anti- imperialism and anti-colonialism Budaya Gotong Royong juga merupakan Nasionalisme Indonesia,” tambahnya.


Masih Hamran, ia menjelaskan bahwa perbandingan di Eropa dan Amerika (ala Barat) 1776- 1830. Awal mulanya pada proses kemerdekaan AS 1776, yang kemudian menjadi negara nasional pertama.


“Prancis menggagas bentuk negara yang berkedaulatan rakyat dengan paham egaliternya (pasca Revolusi Perancis). Jerman, yang sedikit berbeda karena nasionalismenya pada masa lampau condong Chauvinistic, atau bisa diartikan nasionalisme yang menganggap bangsanya memiliki kedudukan paling unggul diantara bangsa lainnya. Di Asia, khususnya Indonesia,” cetusnya.


“Nasionalisme mulai mempengaruhi negara-negara lain di Eropa dan Amerika Latin pada awal abad ke-19. Selanjutnya menyebar melalui benua Afrika dan Asia pada abad ke-20. Pada masa itu, nasionalisme untuk bangsa di Asia timbul akibat kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa,” pungkasnya.


“Sudah jelas bahwa Nasionalisme Indonesia berkaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah berkuasa selama berabad-abad,” bebernya.


“Singkatnya, bila bangsa Barat melalui konsep nasionalismenya berupaya untuk memperkuat dan menyebarluaskan dominasinya terhadap dunia, bangsa Asia dan Afrika justru sebaliknya dengan berupaya untuk melawan segala bentuk penindasan dan kolonialisme yang marak dilakukan oleh bangsa Barat,” tegas Hamran.


Diakhir, Hamran mengajak anggota dan kader GMNI untuk tetap istiqomah menggelorakan semangat Nasionalisme Indonesia.


“Nasionalisme Indonesia  merupakan sebuah entitas nasionalisme humanis, dan sebagai paham dalam upaya melawan penindasan. Sebab, Nasionalisme Indonesia adalah konsep nasionalisme dari semangat juang bangsa yang terjajah untuk menciptakan kemerdekaan bagi tanah airnya,” ungkapnya.


“Gelorakan Semangat Nasionalisme Indonesia. Nasionalisme pada dasarnya adalah konsep yang baik, karena berupaya menciptakan integrasi, persatuan, dan solidaritas dari suatu bangsa terhadap tanah airnya. Konsep nasionalisme juga dituangkan melalui perantara negara,” tutupnya. (Tim/Red) 

RECENT POSTS