,

Iklan

Iklan

Willy Prakarsa Ketua Presidium JARI 98: 10 November 2022 Dalam Sejarah Jati Diri Kita Tersimpan JASMERAH

@SerikatNasional
5 Nov 2022, 17:35 WIB Last Updated 2022-11-05T10:35:30Z

 


Tangerang - Bung Tomo menjadi sosok pahlawan yang begitu melekat diingatan, terlebih kalau kita mengingat jasanya dalam pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. Hari pertempuran yang memakan ribuan korban itu pun kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.


Dalam pertempuran tersebut Bung Tomo pun menjadi sosok penggerak masa dan pembakar semangat untuk melawan tentara Inggris. 


"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih jadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga," ucap Bung Tomo dalam naskah pidatonya yang ia ucapkan dengan lantang pada saat itu. 


Ya, suaranya yang menggebu dan mengudara lewat siaran Radio Republik Indonesia (RRI) kala itu bisa dibilang menjadi pembakar semangat para pejuang. Dengan kondisi yang begitu kacau, serta mencekam. 


Lagi-lagi, Bung Tomo memang bukan orang biasa. Selain berjasa dalam pertempuran tersebut, ia pun aktif dalam dunia pemerintahan di mana menyuarakan kritikan untuk Presiden Soeharto hingga membuatnya dijebloskan ke penjara selama setahun.


Pada 7 Oktober 1981 Bung Tomo pun meninggal dunia di padang Arafah saat menunaikan ibadah haji dan harus menghentikan perjuangannya untuk Indonesia. Meski tak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, namun sosok Bung Tomo tetap melekat diingatan dan menjadi salah satu pahlawan yang terus dikagumi hingga nanti. 


Beberapa hari kedepan kita akan memperingati Hari Pahlawan 10 November 2022, untuk memperingati jasa jasa para pahlawan kusuma bangsa, Willy Prakarsa mengajak seluruh elemen bangsa  untuk selalu mengingat peristiwa Hari Pahlawan 10 November 1945 lalu, dengan berdoa sejenak mendoakan para founding father atau para pendiri bangsa, yang telah mewakafkan dirinya untuk kemerdekaan bangsa dan negara ini, dengan harta, darah tetesan air mata bahkan nyawa.


Lebih lanjut Ketua Presidium Jaringan Aktifis Reformasi Indonesia 98 ini mengatakan, sebagai generasi muda saat ini, sudah sepatutnya kita harus selalu mengingat akan jasa jasa Para Founding Father atau para pendiri bangsa, yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. 


Jika dahulu para pahlawan kita melawan dan mengusir penjajah yang memiliki senjata canggih hanya dengan bambu runcing, maka tidak ada alasan baginya untuk tidak mengenang para jasa jasa mereka, meskipun hanya dengan cara sejenak untuk Mendoakan para pahlawan pahlawan bangsa.


Willy Prakarsa berharap, dengan adanya kegiatan serta aktifitas seperti ini, bisa menambah wawasan kebangsaan serta meningkatkan rasa nasionalisme bagi generasi muda yang saat ini kian memudar  


Bung Karno dengan sangat lantang telah memperingatkan setiap anak bangsa tentang Jasmerah-bahwa kita jangan sekali kali meninggalkan sejarah. 


"Karena dalam sejarah seluruh jati diri kita tersimpan,  dan dalam keberlanjutan tugas sejarah, eksistensi masa kini dan masa depan kita terus terjaga," pungkasnya. 


(Red)

RECENT POSTS