,

Iklan

Iklan

Pertemuan Khusus Presiden Jokowi dan CEO Tesla Inc, Elon Musk Akan Mereduksi Tujuan Kunjungan Kenegaraan Menghadiri KTT ASEAN-Amerika Serikat

SerikatNasional
13 Mei 2022, 16:42 WIB Last Updated 2022-05-14T04:17:22Z


Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui Juru Bicaranya, Teuku Faizasyah, Kamis, 12 Mei 2022  menjelaskan bahwa tak perlu merisaukan tak ada penyambutan oleh pejabat AS saat Presiden tiba di Washington. Bahkan Jubir Kemenlu menyayangkan pihak-pihak yang justru lebih menyoroti hal-hal yang bersifat teknis protokoler ketimbang esensi dari pertemuan negara-negara ASEAN dengan Amerika Serikat. Dan, dia menegaskan bahwa kunjungan Jokowi ke AS ini adalah semi multilateral , sebab itu perlu dibedakan antara protokol penyambutan untuk pertemuan yang bersifat bilateral dan semi-multilateral.


"Kami dari Simpul Aktivis Angkatan ’98 (SIAGA ’98) berpendapat pernyataan Juru bicara ini menarik. Oleh sebab beberapa hari sebelum keberangkatan Presiden Jokowi ke Washington, sebelumnya ada pejabat yang bertemu dengan salah satu CEO besar Amerika, yang kemudian dilanjut dengan pernyataan bahwa Presiden Jokowi akan bertemu dengan Elon Musk (CEO Tesla Inc) di Amerika Serikat," kata Hasanuddin Koordinator Siaga 98 dalam keterangan pers tertulisnya, Jumat (13/5/2022).


Informasi ini berkembang di tanah air sebelum keberangkatan dan hingga saat ini, imbuhnya.


Jika mencermati penjelasan Jubir Teuku Faizasyah kata Hasanuddin lagi,  bahwa hal protokoler yang sifatnya teknis tidak dilakukan Pemerintah Amerika Serikat, oleh sebab pertemuan yang bersifat semi-multilateral dan bukan bilateral. Maka Jubir Kemenlu  juga harus menjelaskan terkait pertemuan khusus Presiden dengan Elon Musk, sementara agendanya adalah pertemuan dengan Para CEO perusahaan besar secara bersamaan. 


Sebab, substansi Pertemuan KTT ASEAN-Amerika Serikat akhirnya menjadi tereduksi oleh pertemuan khusus yang sedang diupayakan pihak-pihak tertentu antara Presiden Jokowi dan Elon Musk. 


"Kami berharap Jubir Kemenlu dapat segera menyampaikan informasi dan saran kepada Presiden untuk menunda (membatalkan) pertemuan khusus tersebut. Karena pertemuan ini dapat mencederai substansi sebagaimana dimaksud oleh Jubir Kemenlu, Teuku Faizasyah," tegasnya.


Termasuk dari upaya diplomatik hubungan perdamaian, perekonomian dan Kawasan ASEAN-Amerika Serikat yang mendesak, khususnya terkait agenda KTT-G20 di Bali 15-16 November 2022. Dimana Joe Biden, Presiden Amerika Serikat menentang kehadiran Presiden Putin. 


Hal ini penting, sebagaimana disampaikan Presiden bahwa tujuan kenegaraan ke Washington sebagai bentuk tanggung jawab menjadikan Indo-Pasifik sebagai Kawasan damai, yang stabil dan sejahtera.


Hal ini hanya akan terwujud, jika Kemenlu RI dapat mengupayakan Pertemuan Khusus Antara Presiden RI, Jokowi-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan bukan dengan Elon Musk, seorang pemimpin perusahaan.



"Penjelasan Kemenlu RI bahwa Presiden Jokowi tidak disambut pejabat AS, karena teknis sifatnya dapat diterima jika pertemuan Presiden Jokowi secara khusus dengan Presiden Joe Biden terjadi. Dan hal esensial kenegaraan akan tereduksi jika yang terjadi sebaliknya Presiden Jokowi secara khusus bertemu dengan salah seorang CEO Perusahaan, Elon Musk semata," tutup Hasanuddin. 

(Dedi Pambudi)


RECENT POSTS