,

Iklan

Iklan

Sebuah Renungan Tentang Masa Depan Bangsa Indonesia

SerikatNasional
21 Jul 2023, 22:14 WIB Last Updated 2023-07-21T15:14:29Z

 


Oleh : Satrio Damarjati


JAKARTA (SERIKAT),-Libertaranisme dan liberalisme memiliki akar yang sama, yakni kebebasan individual. Secara prinsip, libertarian adalah seorang liberal.


Namun, dalam konteks akhir-akhir ini, libertarianisme lebih dipandang sebagai pandangan bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur pada masalah sosial (agama, identitas, komunitas, dll)  dan ekonomi (pajak, regulasi ekonomi, pembatas, subsidi, dll), sedangkan liberasime, secara minimal, hanya pandangan yang menuntut bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur pada masalah sosial saja (tentu saja ada liberal yang berada di ruang abu-abu dengan libertarian). 


Ini mengapa, para liberal masih percaya bahwa pemerintah masih perlu membuat regulasi tentang, misal pajak dan intervensi regulasi di ekonomi pasar bebas, selama ia, di akhir, membuat kemerdekaan individu di masalah sosial meningkat. Ini berbeda dari para libertarian yang percaya bahwa semakin besar negara, semakin kecil individu. Para libertarian berpikir bahwa regulasi ekonomi dan sosial yang dibuat oleh negara perlu diminimalisasi semaksimal mungkin, bahkan dalam bentuk jaminan kesehatan, sosial, atau ekonomi, terutama pajak dan regulasi.


Ini tidak mengagetkan karena liberalisme dan libertarianisme lahir dari kondisi sosial-ekonomi-politik yang berbeda. Penggunaan kata liberal sekarang sering dikaitkan lahir dari konsep kebebasan setelah perang dunia ke dua, sedangkan libertarian lahir atas respon terhadap ide-ide negara kesejahteraan (welfare state). 


Dalam konteks politik Amerika Serikat, jika kita membagi persoalan keterlibatan pemerintah dalam dua bidang di atas. Libertarian setuju dengan para konservatif yang juga yakin bahwa intervensi ekonomi pemerintah harus kecil, tetapi akan bertabrakan dalam isu sosial. Di tempat lain, para liberal biasanya setuju dengan para progresif yang mengusahakan intervensi pemerintah untuk menjamin kesetaraan, tetapi akan bertabrakan saat hal-hal tersebut menggangu masalah kebebasan individu dalam ruang sosial mereka, seperti aturan tentang pembuatan rumah-rumah baru di daerah elit.



(D.Wahyudi)

RECENT POSTS