,

Iklan

Iklan

Menyimak Hubungan Antara Tembakau dan Pesantren

SerikatNasional
24 Jan 2022, 17:21 WIB Last Updated 2022-01-25T08:48:53Z

Tembakau dan Pesantren merupakan dua hal yang berbeda, namun kalau diperhatikan keduanya mempunyai kesamaan. Berikut ini akan membahas mengenai apa persamaan dari Tembakau dan Pesantren khususnya di wilayah Lumajang.


Tembakau merupakan tanaman yang menjadi budaya dan banyak digemari oleh masyarakat Lumajang. Bahkan tembakau Lumajang menjadi salah satu andalan dari produksi tembakau di Jawa Timur. Adapun Pesantren benar-benar merupakan warisan budaya dan lembaga pendidikan andalan bagi masyarakat Islam khususnya di Kabupaten Lumajang.


Adapun langkah budidaya tembakau adalah mulai dari pembibitan terlebih dahulu. Pada pembibitan tembakau dapat melalui cara bedengan dengan hasil bibit tembakau cabutan atau sistem polybag dengan hasil bibit dalam polybag. Kegiatan pembibitan tembakau terdiri dari persiapan benih, pemilihan tempat pembibitan, pembuatan bedengan, penaburan benih, pemeliharaan, seleksi dan pemindahan bibit ke lahan.


Sementara Pesantren merupakan gambaran wadah yang menjadi tempat pembibitan santri. Sehingga mereka bertempat di Pesantren untuk memperoleh bekal agama melalui siraman ilmu dan pemupukan akhlaq yang baik. Mereka juga dilatih untuk mandiri dan ditempa dengan ketrampilan serta diseleksi menurut bakat masing-masing sebelum mereka dipindah ke Lahan Pengabdian.


Berikutnya penanaman tembakau tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Pertama-tama yang harus dilakukan yakni pemilihan bibit tembakau. Setelah terpilih bibit yang berkualitas, kemudian lanjut dengan masa penanaman pada lahan pertanian.


Begitu pula dengan  Santri yang mau "ditanam" atau ditugaskan ke lahan dakwah, tidak bisa sembarangan. Tetapi merupakan santri pilihan dan mempunyai kualitas dan daya tahan yang kuat untuk menyebarkan ilmu kepada masyarakat sekitar.


Tahapan selanjutnya adalah pengendalian hama dan penyakit. Hama pada tanaman tembakau biasanya berupa ulat, trips dan kutu daun. Sedangkan penyakit pada tanaman tembakau biasanya berupa penyakit lanas, layu bakteri, busuk batang, virus, nematoda puru akar dan penyakit patik.


Mengendalikan hama pada tanaman tembakau tidak harus dengan bahan kimia bisa juga dilakukan dengan cara alami. Sementara pengendalian penyakit pada tanaman tembakau bisa dilakukan dengan cara penyemprotan daun tembakau.


Begitu pula Santri yang bertugas pastinya tidak lepas dari serangan penyakit baik jasmani ataupun rohani. Untuk penyakit jasmani bisa dicegah dengan menjaga kesehatan dan berobat ke dokter. Sedangkan penyakit hati obatnya ialah Al-Qur'an dan Sholawat serta bimbingan Guru yang sekaligus juga bisa memberantas virus-virus kebencian. 


Tahap akhir ialah masa panen tanaman tembakau. Ketika masa panen tiba tanaman tembakau dapat dipetik daunnya. Tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah saat memetik daun tembakau ketika umur tanaman sekitar 65-70 hari.


Daun tembakau yang dipetik telah berwarna hijau kekuningan atau ujung daun menguning dan gagangnya mudah patah saat dipetik.


Daun tembakau yang telah dipetik kemudian ditata dengan cara menumpuk perhelai daunnya, ini yang dinamakan peneraman. Pemeraman dilakukan dengan cara menumpuk daun tembakau dengan cara ditata dalam satu baris atau lapis agar tembakau tidak rusak.


Pemeraman dilakukan untuk mendapatkan tembakau yang berkualitas. 


Barulah setelah pemeraman, tembakau diproses dengan cara dirajang atau dikeringkan sesuai jenisnya untuk mendapatkan manfaat dan hasil yang terbaik. 


Sementara Santri pada akhirnya harus bisa merangkul dan mengajak masyarakat sekitar pada ajaran Rosulullah SAW. Dengan begitu masyarakat bisa memanen atau mengambil manfaatnya dengan baik. Yang tentunya itu semua membutuhkan proses yang lama sampai Santri tersebut bisa berbuah kemanfaatan untuk ummat. Amin. (Atz).

RECENT POSTS